Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

April 05, 2017


Tutup mata kita. Tutup pikiran kita dari carut- marut kehidupan. Mari berpikir takjim sejenak. Bayangkan saat ini ada satu malaikat bersayap indah datang kepada kita, lantas lembut berkata: Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima kesempatan untuk bertanya tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya langsung sekarang. Lima Pertanyaan. Lima jawaban. Apakah pertanyaan pertamamu? 

Maka apakah kita akan bertanya: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memilki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan?
Ray (tokoh utama dalam kisah ini), ternyata memiliki kecamuk pertanyaan sendiri. Lima pertanyaan sebelum akhirnya dia mengerti makna hidup dan kehidupannya.
Siapkan energi Anda untuk memasuki dunia Fantasi Tere-Liye tentang perjalanan hidup. Di sini hanya ada satu rumus: semua urusan adalah sederhana. Maka mulailah membaca dengan menghela nafas lega.

Reyhan sang tokoh utama dalam novel ini. Biasa dipanggil Rey saja. Hidup sebagai yatim piatu di sebuah panti asuhan. Hidupnya keras, dia sudah biasa dipukul penjaga panti. Hidup dari mengamen di terminal bahkan berjudi. Itu semua dilakukan si Rey kecil. Setelah Rey kabur dari panti asuhan, dia menemukan panti baru yang memperlakukannya dengan baik. Meskipun dia tertutup dengan masa lalunya di panti yang lama, teman-teman bahkan penjaga panti yang baru sangat baik pada Rey. Rey sangat mencintai keluarga barunya. Satu ketika Rey marah besar bahkan membacok sekawanan preman yang mengganggu teman panti yang sudah dianggap saudara bagi Rey. Rey pergi lagi dari panti, malu karena tak bisa menahan amarahnya demi membela keluarganya.

Beranjak dewasa siapa yang tau Rey yang mempunyai masa kecil begitu buruk bisa menjadi pengusaha kontraktor yang mendirikan gedung-gedung megah. Rey belajar dari hanya seorang kuli bangunan, namun karena kepintarannya dia bisa membangun perusahaannya sendiri. Meski begitu tak lantas membuat Rey hidup bahagia selamanya. Dia justru sangat kesepian, merasa hidup tak adil karena dia terus menerus kehilangan orang yang dicintainya.



Bukan Tere-Liye jika tak membuat kisah yang dapat menjadi bahan perenungan. Perenungan tentang hidup. Perenungan tentang apa yang sudah kita lakukan. Sebab-akibat apa yang kita terima. Ada satu kutipan dari novel ini yang bagiku paling berkesan:

Bayangkanlah sebuah kolam luas,
Kolam itu tenang, 
saking tenangnya terlihat bak kaca.

Tiba-tiba hujan deras turun..
Bayangkan, 
ada berjuta bulir air hujan yang jatuh di atas air kolam, membuat riak..
Jutaan rintik air yang terus-menerus berdatangan, membentuk riak, kecil-kecil memenuhi seluruh permukaan kolam…

Begitulah kehidupan ini, 
bagai sebuah kolam raksasa.
Dan manusia bagai air hujan yang berdatangan terus-menerus, membuat riak..
Riak itu adalah gambaran kehidupannya.

Siapa yang peduli dengan sebuah bulir air hujan yang jatuh ke kolam, menit sekian, detik sekian? Ada jutaan bulir air hujan lain, bahkan dalam sekejap riak yang ditimbulkan tetes hujan barusan sudah hilang, terlupakan, tak tercatat dalam sejarah...

Siapa yang peduli dengan anak manusia yang lahir tahun sekian, bulan sekian, tanggal sekian, jam sekian, menit sekian, detik sekian? Ada miliaran manusia, dan bahkan dalam sekejap, nama, wajah, dan apalah darinya segera lenyap dari muka bumi! Ada seribu kelahiran dalam setiap detik, siapa yang peduli?
Itu jika engkau memandang kehidupan dari sisi yang amat negatif..

Kalau engkau memahaminya dari sisi positif, 
maka kau akan mengerti ada yang peduli atas bermiliar-miliar bulir air yang membuat riak tersebut,
Peduli atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam, sekecil atau sekejap apapun riak itu..

Dan saat kau menyadari ada yang peduli, 
maka kau akan selalu memikirkan dengan baik semua keputusan yang akan kau ambil..
Sekecil apapun itu, setiap perbuatan kita memiliki sebab-akibat..

Siklus sebab-akibat itu sudah ditentukan..
Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali satu! 
Yaitu Kebaikan.. 
Kebaikan bisa mengubah takdir..
Nanti engkau akan mengerti, betapa banyak kebaikan yang kau lakukan tanpa sengaja telah merubah siklus sebab-akibat milikmu..
Apalagi kebaikan-kebaikan yang memang dilakukan dengan sengaja..

Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat itu, 
Seseorang yang tahu bahwa kebaikan bisa mengubah siklusnya,
Maka dia akan selalu mengisi kehidupannya dengan perbuatan baik..
Mungkin semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia,
Mungkin apa yang dilakukannya terlihat tidak ada harganya bagi orang lain,
Tapi dia tetap mengisi sebaik mungkin...

You Might Also Like

0 komentar