Aroma Coklat Hangat

Saat Pre-Order sendiri Dewi Lestari memberikan edisi khusus dengan tanda tangannya. Untuk pecinta serial Supernova pasti tidak akan melewatkannya.

Apa yang biasa kamu lakukan di hari kelahiranmu ini di tahun-tahun sebelum kamu bersamaku? Apakah kamu meniup lilin? Apakah kamu memakan kue ulang tahun? Apakah kamu dilempar tepung atau telur oleh teman-temanmu? Ataukan kamu ditarget untuk mentraktir teman-temanmu?

Aku tak mengenalmu dekat sebelum tahun ini dan tahun lalu. Tahun lalu kita masih sibuk di organisasi, hanya sempat makan bakso di pusajera kampus yang sekarang sudah dibongkar menjadi gedung rektorat. Tahun ini entah apa yang aku pikirkan, aku tak mempunyai ide sama sekali untuk membuat perayaan. Kamu sendiri juga bukan tipe orang yang suka dengan hal yang neko-neko. Kamu tetap seperti yang kukenal. Kamu yang sederhana.

Aku bertanya pada diri sendiri, kira-kira apa doa yang aku panjatkan untukmu. Berharap semoga kamu lebih baik? Aku rasa setiap orang selalu menjadi lebih baik setiap hari. Berharap kamu tetap menjadi yang terbaik? Bukankah tanda orang yang maju adalah orang yang berubah? Berharap semua keinginanmu tercapai?  Tidak semua keinginan ini harus terwujud karena kadang kita menginginkah hal yang kekanak-kanakan.

Mungkin aku lebih beraharp kamu menjadi orang yang lebih memahami. Paham bahwa setiap keinginan kita tak segalanya harus terpenuhi sehingga kamu bisa lebih lapang. Paham bahwa orang tuamu semakin tua sehingga kamu harus lebih bisa mengurus diri sendiri karena kelak kamu yang harus mengurus mereka. Paham bahwa setiap waktu itu berharga agar kamu tak menyia-nyiakannya untuk hal yang tak perlu. Paham bahwa hidupmu sudah baik sehingga memperbanyak syukur dan tak banyak mengeluh. Apapun itu semoga kamu bisa lebih paham.

Aku tak ingin mengikatmu untuk berjanji agar tetap disisiku selamanya. Jika memang kita ditakdirkan bersama makan kita akan bersama, jika tidak pasti akan ada orang yang lebih baik dari kita. Dengan siapapun kamu hidup kelak, semoga kamu bisa hidup dengan hati yang memahami. Untuk saat ini aku bahagia bersamamu.

Selamat Ulang Tahun, Rodli!

Kisah ini mengambil dua setting waktu yaitu ketika Dam sudah dewasa dan menjadi seorang ayah. Dan Dam kecil yang senang sekali dengan cerita ayahnya.

Cerita ini diawali ketika Dam dewasa yang dikunjungi ayahnya. Ayah Dam yang sudah menjadi seorang kakek menginap di rumah Dam dan setiap malam bercerita pada kedua anak Dam. Dam dewasa bisa dikatakan membenci ayahnya. Dam membencinya semenjak ibu Dam meninggal. Dam menganggap ayahnya berbohong dengan cerita-cerita masa kecil Dam. Dam tak ingin mendengar ayahnya menceritakan cerita-cerita itu kepada anaknya.

Dam adalah anak tunggal. Dia tumbuh dan besar di keluarga sederhana. Meski begitu ayah Dam terkenal sebagai orang yang baik dan ramah. Dam kecil sangat mencintai ibunya. Dia akan sangat khawatir ketika ibunya sakit-sakitan. Jika saat libur sekolah teman-teman seusianya menghabiskan liburannya dengan hal-hal menarik, Dam lebih suka dirumah membantu ibunya mencuci piring dan bersih-bersih rumah. Dam kecil juga senang sekali dengan cerita masa muda Ayahnya.. Cerita kesukaan Dam adalah tentang sang kapten yang dulunya adalah teman ayah Dam.

Sampai suatu saat Dam sudah beranjak remaja dan lulus dari sekolah dasar. Dam dikirim pergi ke sekolah Akademi Gajah. Sebuah sekolah asrama dengan sistem yang unik. Ekstra kurikulernya yang Dam ikuti adalah memanah dan berburu. (Kalau memang sekolah ini benar ada aku juga ingin sekali sekolah disana, sistemnya mungkin bisa dibilang mirip Hoghwarts). Satu hari Dam dihukum untuk membersihkan perpustakaan. Dam berbakat sekali dalam menggambar. Hampir seluruh sudut sekolah sudah ia gambar. Tak terkecuali perpustakaan. Saat dihukum bersama sahabat Dam, Dam lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menggambar sementara teman Dam menghabiskan waktu untuk membaca buku cerita dari perpustakaan tersebut. Karena penasaran dengan apa yang dibaca temannya, Dam juga ikut melihat buku tersebut. Dam terkejut ketika melihat buku-buku yang dibaca temannya itu adalah cerita-cerita yang biasa ia dengar dari ayahnya. Dam merasa sudah dibohongi. (Percaya atau tidak aku juga merasa begitu,  tapi memang kalian harus membacanya sampai akhir baru bisa menilai)

Seperti biasa Tere Liye membuat alur cerita yang sangat apik. Dam bukanlah anak yang tak baik karena dia membenci ayahnya. Dam hanya tak suka dengan cerita-cerita ayahnya. Justru Dam bisa tumbuh menjadi anak yang baik berkat cerita-cerita dari ayahnya. Novel ini juga mengingatkan kita bahwa ketika orang tua kita sudah bertambah tua sebenarnya ia juga butuh banyak pelukan dan kasih sayang dari anaknya, terutama orang tua tunggal. Sayangnya kadang kita tak mengerti, kita terlalu sibuk dengan kehidupan baru yang sudah dibangun bersama orang lain. Lupa bahwa orang tua kita juga masih bagian dari diri kita sehingga tak bijak juga jika harus membiarkannya hidup tua sendirian. 

Hampir satu tahun kita menjalin kasih. Tahun tahun sebelumnya kita dua orang yang saling kenal dan duduk di kelas yang sama. Satu tahun ini yang aku tahu kamu adalah orang yang paling menerimaku. Semoga banyak hal yang bisa kita simpan di perjalanan kita dan semoga itu akan selalu memiliki arti.

Berapa orang dihidupmu yang hanya ingin melihatmu tanpa menuntut apa-apa? Ya kali ini aku memilikimu. Kali ini aku memutuskan untuk percaya bahwa mencintai apa adanya itu memang benar adanya. Aku juga wanita yang kadang ingin berdandan atau sekedar memakai lipstik. Tapi lucu sekali kamu ini ketika kamu malah berkata bahwa kamu lebih suka melihatku biasa saja. Kamu menyukai ismi yang biasa saja. Justru karena aku biasa saja kamu menyukaiku.

Biasa saja ini membuatku yang biasa menjadi merasa tak biasa. Bon ditempat kita makan, tiket konser, bunga yang sudah mengering, semua hal biasa darimu aku masih menyimpannya. Karena bagiku hal biasa itu tak biasa seperti kelihatannya. Kelak kita harus mendewasa bersama. Semoga kita masih memutuskan untuk saling menemani. Entah itu satu tahun, sepuluh tahun, atau bertahun tahun tak terhitung.