Menggantikan tugas dosen ke Sidoarjo - Jogjakarta
Mei 22, 2017
Di semester akhir ini hampir setiap hari aku selalu di
kampus. Aku merasa lebih fokus dan terpacu dalam menyelesaikan skripsi jika di
kampus. Apalagi bertemu dengan dosen-dosen yang tidak pilih kasih, meskipun aku
bukan bimbingannya tapi selalu memberi pencerahan ketika aku buntu dan putus
asa dengan skripsi dan keruwetan dosen pembimbingku. Karena seringnya di kampus
aku jadi sering membantu dosen-dosen juga. Sekali dua kali aku membantu
menggantikannya di kelas ketika dosenku sedang sibuk rapat. Menjelang
keberangkatan adik tingkat untuk KKL ke Surabaya dan Jogja, semua dosen sibuk
menjadi panitia SBMPTN sehingga tidak ada dosen yang bisa berangkat. Seharusnya
ada 3 dosen yang berangkat menemani mahasiswa kunjungan industri namun karena
mereka tidak bisa alhasil aku dan satu temanku bernama Bela diminta untuk pergi
menggantikan. Kami berdua pergi bersama mas moko, tenaga kependidikan jurusan
kami. Tentu saja aku menerima tawaran dari dosen dan Bapak Kepala Jurusanku
dengan senang hati.
Kami berangkat Selasa pagi dengan rombongan 3 bis menuju
Sidoarjo. Tujuan pertama kami adalah Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan
atau disingkat BPMTP. Rencananya setelah ke BPMTP kami langsung ke Jogja untuk
sekedar jalan-jalan. Sebenarnya kami mengajukan proposal untuk kunjungan ke ISI
Jogja, MMTC, dan BTKP Jogja namun beberapa di tolak dan beberapa tak ada kabar.
Namun dalam perjalanan ke Sidoarjo Mas Moko menerima telfon dari MMTC bahwa
mereka bersedia menerima kunjungan kami pada hari Rabu esok harinya. Setelah
ditanyakan ke teman-teman mahasiswa mereka menyetujuinya.
Sesampainya di BPMTP kami dikumpulkan di BPMTP Smartclass. Disini
kami menerima sambutan dari pihak BPMTP, pengenalan, sharing serta sedikit pelatihan.
Sedikit tentang BPMTP adalah salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekom) Kementerian Pendidikan
Nasional dan Kebudayaan. Setelah menghabiskan waktu sampai jam 4 sore, kami
langsung berangkat menuju Jogjakarta.
Menjelang subuh, kami sampai di Pantai Depok – Jogja. Kami
mandi, sholat dan sarapan. Ini adalah makanan yang sangat aku suka. Ikan laut
yang masih segar, kerang yang masih ada cangkangnya dan air kelapa. Rasanya
gabakal sama seperti yang kita beli di Kota. Setelah sarapan dan jalan-jalan di
pinggir pantai menikmati sunrise dengan adik tingkatku.
Ikan Bakar yang rasanya uenaak |
Masih keliatan sepantaran kan? |
Kami berganti tempat pergi
ke Gumuk Pasir. Tempatnya tak jauh dari sana. Awalnya aku kira Gumuk Pasir itu
pantai, tapi ternyata hanya hamparan luas pasir. Beberapa ada yang bermain
pasir sampai ke tengah, tapi aku sendiri dan yang lainnya lebih memilih
berteduh dibawah pohon di pinggir Gumuk Pasir karena meskipun masih pagi tapi
mataharinya sangat panas.
Ayunan |
Mukti, Iyum, Ismi |
Santai kayak di kosan |
Main prosotan pasir |
Hanya sekitar setengah jam kita disana lalu kita
langsung menuju ke MMTC. Aku punya seorang teman yang kuliah disana, namanya
Eska tapi aku biasa memanggilnya ‘Eng’. Aku menghubunginya. Ternyata dia masih
di kos. Aku, Mas Moko, dan Bela dipersilahkan ke ruangan pimpinannya dulu
karena kami mewakili dosen kami untuk mendampingi adik tingkat kami.
Setelah beramah tamah sebentar kami
diminta membagi 2 kelompok untuk berkeliling MMTC. Satu kelompok ke ruang
studio dan satu lagi ke ruang audio. Aku mendampingi kelompok yang pergi ke
ruang studio MMTC. Setelah berkililing kami dibawa ke aula untuk disambut
secara resmi oleh pimpinan MMTC. Ruangnnya seperti bioskop, kursinya bertingkat
dari bawah ke atas.
Setelah makan siang aku bertemu dengan temanku, ‘Eng’. Seharusnya
jadwal kami setelah dari MMTC langsung check in hotel. Tapi karena aku bertemu
dengan temanku, aku pergi jalan-jalan dulu dengannya. Dia bertanya padaku aku
ini ingin kemana. Tapi aku sendiri juga tidak tau mau kemana. Hehe. Akhirnya
Eng mengajakku ke Tebing Breksi. Tebing Breksi ini lokasinya ada di daerah
Prambanan-Kabupaten Sleman-Jogjakarta. Masuknya sendiri tidak perlu bayar. Hanya
parkir saja yang bayar, Rp 2.000 untuk motor dan Rp. 5.000 untuk mobil. Yang
keren dari tempat ini adalah ada ukiran wayang di dinding tebingnya. Selain itu
ada juga tempat seperti panggung terbuka yang pasti keren sekali jika ada
pertunjukan disana. Di sepanjang tangga menuju ke atas ada beberapa burung
hantu yang bisa digunakan untuk berfoto. Aku iku berfoto dengan salah satu
burung hantu. Tapi sayangnya cakar burung hantunya tidak diberi pelindung
alhasil meskipun aku memakai lengan panjang tapi masih terasa sakit cengkraman
dari cakarnya. Sampai puncak tebing kita bisa melihat sunset. Pemandangannya
bagus sekali tapi tentunya anginnya juga kencang, jadi jika yang mau kesana
jangan lupa bawa jaket.
Setelah melihat sunset aku dan Eng pergi ke Malioboro.
Langit sudah berubah gelap, Aku berjalan-jalan sebentar membeli daster untuk
oleh-oleh ibu dan kaos jogja untuk adik. Beberapa saat kemudian langit gerimis
tipis. Aku diantar Eng ke hotel tempat aku dan rombongan menginap. Nama
hotelnya “Fave”, lokasinya tak jauh dari Malioboro. Rombonganku sudah lebih
dulu check in setelah pulang dari MMTC sore itu. Jadi aku menelfon Bela yang
sudah ada di dalam kamar agar dia menjemputku di loby. Saat aku berada di depan
hotel, aku terasa seperti pernah melihat hotel ini. Aku baru ingat setelah di
kamar kalau ini hotel yang berada di film documenter karya “Watchdog” yang
berjudul “Belakang Hotel”. Sesampai di kamar aku langsung mandi dan membereskan
barang bawaanku, sementara rombongan adik tingkatku dan bisnya ternyata sedang
berada di Malioboro.
Esoknya setelah sarapan kami check out dan langsung menuju
ke “Air Terjun Sri Gethuk”. Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri
Gethuk menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai
lokasinya kita harus melewati hutan kayu putih milik Perhutani. Air Terjun Sri
Gethuk ini terletak di antara suangi Oya. Awalnya aku kira sungainya seperti
sungai di Goa Pindul, terakhir aku kesana airnya coklat dan membuatku jadi
terkena kutu kulit karena ainya kotor. Jadi kali ini aku tidak mau ikut
berenang, aku hanya ingin memotret saja. Tapi setelah turun menuju sungainya
ternyata Air Sungainya berwarna hijau, membuatku ingin ikut berenang saja. Untuk
menuju ke air terjunnya kita harus naik perahu dulu. Karena kita rombongan dan
perahunya hanya 1, kita harus bergantian naik perahunya. Sampai di air
terjunnya, mereka memakai pelampung dan langsung terjun melompat ke dalam
sungai. Seru sih, tapi aku tidak berani lompat dari tempat tinggi seperti itu. Hehe.
Suasananya cukup seru. Aku masih saja sibuk dengan kameraku, memotret setiap
momen yang ada.
Selesai dari Sri Gethuk kita langsung perjalanan pulang menuju Malang, tentu saja kita mampir dulu ke pusat oleh-oleh Bakpia Patok. Jogja tetap menyenangkan seperti dulu-dulu ketika aku kesana. Semoga lain kali bisa berlibur kesana lagi, berkunjung ke tempat wisata yang lain lagi, membeli baju jogja lagi, dan tentunya membeli bakpia patok rasa coklat lagi.
Selesai dari Sri Gethuk kita langsung perjalanan pulang menuju Malang, tentu saja kita mampir dulu ke pusat oleh-oleh Bakpia Patok. Jogja tetap menyenangkan seperti dulu-dulu ketika aku kesana. Semoga lain kali bisa berlibur kesana lagi, berkunjung ke tempat wisata yang lain lagi, membeli baju jogja lagi, dan tentunya membeli bakpia patok rasa coklat lagi.
0 komentar