Sidang Skripsi
Mei 12, 2017
Pagi itu 10 Mei 2017, aku
terbangun pukul 4. Perutku terasa tak enak. Sampai pukul 6 total aku sudah 4
kali bolak-balik ke kamar mandi. Ah perutku terasa tak enak tanpa sebab. Aku
jadi teringat ketika Ujian Kompetensi Keterampilan dulu. Aku rasa ketika aku
merasa sangat tegang memang berdampak pada kondisi perut. Aku sangat lapar, tapi bahkan aku tak bisa
makan. Aku takut jika tiba-tiba apa yang aku pelajari menguap ditengah-tengah
ujian.
Aku sempat mengeluhkan
keteganganku pada beberapa dosen yang kutemui sebelum sidang. Untungnya mereka
adalah orang-orang yang positif. “Tidak apa-apa Ismi, gugup itu artinya kamu
sungguh-sungguh”, begitu kata Pak Henry. “Tidak apa-apa Ismi, gugup itu karena
orangnya tidak bisa menata hati. Coba ditata dulu hatinya biar siap”, begitu
juga kata Bu Susi.
Jadwal sidangku bersamaan dengan
teman baikku, Nia. Kami sama-sama siding pukul 12, hanya berbeda ruangan saja. Seharusnya
kita bertiga, sayangnya semester ini Mei sibuk produksi film Darah Biru Arema 2
yang membuatnya tak mempunyai waktu untuk mengurusi skripsinya. Jam 12 aku
sudah siap di ruangan. Dosen pengujiku adalah dosen pembimbing akademikku
sendiri, Dr. Anselmus. J.E. ToenLioe, M.Pd. Beliau adalah orang paling humanis
yang kukenal. Dosen pembimbingku sendiri termasuk dosen senior dan bukan tipe
dosen yang mudah di Jurusan. Ternyata setelah aku rasakan sendiri dosen
pembimbing bisa jadi superhero saat ujian. Jadi yang biasanya sebel sama dosen
pembimbing, jangan salah sebenernya mereka adalah superhero yang menyamar.
Sidang skripsi, tujuannya untuk lulus. Itulah sebabnya banyak orang yang
menunggu di luar untuk memberi selamat. Tapi mungkin saking gugupnya aku tak
memikirkan itu. Aku sampai lupa untuk menunggu dinyatakan lulus. Tapi jika aku
tidak lupa, dosenku bilang jika aku tak mengulang dan anehnya yang aku rasakan
biasa saja. Aku malah memikirkan revisian. Rasanya sidang skripsi ternyata
seperti bimbingan skripsi tapi dengan tambahan dosen satu lagi. Sudah begitu
saja.
Kehebohan terjadi saat aku keluar
ruangan. Teman-teman BEM ku bersorak selamat dan segala macam kado langsung
diserahkan ke pelukanku. Tak lupa mereka juga memberiku selempang Garuda Muda,
S.Pd (Garuda Muda itu nama kabinet saat aku masih di BEM tahun lalu). Aku
benar-benar tercengang karena yang ada di kepalaku hanya revisian. Teman-teman
kelas juga menyambutku. Lucunya aku diberi slempang dari rentengan detergen
sachet. Lalu teman-teman dari komunitas Filmku juga menyambutku dan memberiku
bucket snack. Rabu itu aku benar-benar merasa senang karena banyak yang
bergembira untukku. Terimakasih tak terhingga untuk semua. Tak usah sungkan
atau merasa bersalah karena tak datang menyambutku atau tak memberiku kado,
menunjukan perhatian kalian saja aku sudah sangat senang. Kado hanya simbolis,
yang penting aku tahu kalian semua tulus padaku dan aku sangat berterimakasih
karena itu.
Satu lagi yang membuatku terharu.
Pagi ini aku dibuatkan sebuah puisi oleh dosen penguji skripsi sekaligus dosen
pembimbing akademikku, Pak Toenlioe. Puisinya di posting di facebook beliau.
Aku jadi ingat kata-katanya kemarin jika Beliau salut padaku karena aku berani
mengambil penelitian yang berbeda dari kebanyakan teman-temanku. Tak mudah
memang tapi aku merasa dihargai karena pilihanku untuk out of the box. Aku merasa sangat beruntung memiliki dosen
pembimbing akademik yang sangat humanis. Pak Tun, begitu aku memanggilnya tak
hanya membimbingku secara akademik tapi juga memberi harapan diantara keputus
asaanku kala itu. Harapan adalah kekuatanku, asal ada harapan bahkan meskipun
aku menangis aku bisa dalam sekejap menghapusnya. Aku tak tangguh, aku hanya
terbiasa menghadapi hal-hal sulit. Aku tak dilahirkan pintar secara alami,
karena itu aku bekerja keras dalam belajar. Aku juga tak dilahirkan dari
keluarga berada, karena itu aku bekerja keras agar tak hidup sia-sia. Bukankah
selalu ada jalan asal ada kemauan.
Ayahnya menghadap SANG PENCIPTA
Saat ia berada di ujung studi
Ia bimbingan akademik saya
Bukan tanpa air mata
Tapi ia perkasa
Segudang kendala dihadapi
Senyum membungkus pilu
Bukan suatu kebetulan
Saya ikut disana
Saat ia duduk di kursi panas
Ujian skripsi
Siang kemarin
Penelitian kualitatif
Kesukaan saya
Sukses untukmu
Semoga menginspirasi siapapun
Bahwa ada kemauan ada jalan
Bergunalah untuk Indonesia kita
Ananda Ismi Kulsumaning Ayu
TUHAN memberkatimu
Anselmus. J.E. Toenlioe – 11 Mei 2017
2 komentar
Wih... Itu yang terlibat Darah Biru Arema 2 sejurusan sama kamu? Kapan tayang itu film? Aku nunggu...
BalasHapusSebagian orang memang menyukai keramaian. Mungkin, keramaian sambutan temen-temen waktu kamu sidang itu pengganti sepimu, setelah kehilangan yang lain.
kata temen aku sih bulan agustus besok tayanganya. mungkin barengan sama ulangtaun arema. :D
Hapus