Rasanya LDR

Maret 02, 2018

Aku tak pernah tahu bagaimana rasanya LDR. Mendengar cerita dari teman-temanku bagaimana rasanya LDR kadang membuatku merasa tak enak. Ada yang langgeng, ada yang ujung-ujungnya putus. Putus pun bermacam-macam alasannya. Ada yang karena saling curiga, lama-lama jadi protektif dan tidak nyaman. Bahkan ada juga yang ternyata diselingkuhi. Ada lagi yang malah karena takut jauh, minta dinikahin aja biar bisa sama-sama. Tiap orang pasti punya cerita berbeda-beda.

Ceritaku sendiri baru dimulai tahun ini. Sudah dari lama sebenarnya pacarku bilang kalau dia ingin melanjutkan S2 di UGM. Akhir tahun lalu ketika pendaftaran dibuka, aku pun ikut semangat membantu pendaftarannya. Saat pengumuman diterima, aku pun jadi orang pertama yang membuka akunnya untuk melihat pengumumannya. Menjelang berangkat aku pun mulai galau. Rasanya seperti ingin melarangnya pergi. Tapi logikaku berkata lain. Aku ingin melihatnya belajar di tempat yang lebih baik. UGM adalah kampus peringkat 3 terbaik di Indonesia, sangat bodoh jika harus mengundurkan diri demi masalah cinta-cintaan anak muda seperti kita. Kita yang harus mendewasa.

Aku menemani kuliah pertamanya di Jogjakarta. Ruang kelasnya ada di lantai 2. Aku berkeliling, melihat orang-orang asing. Setelah kuliah kita berkeliling UGM. Kita menemukan tempat favorit disana, yaitu koperasi Fakultas Peternakan UGM. Disana banyak produk susu hasil peternakan UGM sendiri. Seperti biasanya, aku suka susu coklat. Kita tak pergi ke banyak tempat. Hanya berkeliling UGM saja, registrasi ulang, antri foto KTM dan pengambilan KTM.

Malam itu juga aku pulang ke Malang. Naik kereta. Aku diantar ke stasiun Tugu. Masih jam 7, kita duduk di bangku halaman depan stasiun tugu. Jarak stasiun tugu dan bandara cukup dekat sehingga kita bisa melihat pesawat terbang rendah diatas kita. Sambil ngobrol dan menunggu kereta datang, kita menghitung pesawat yang daritadi lewat tepat diatas kita. Ada 5 pesawat totalnya sampai pukul 20.30. Keretaku sudah datang. Dia mengantarku ke gerbang stasiun, tempat petugas memerikas KTP dan tiketku. Kita berpisah disana. Mendadak dadaku sedikit sesak. Aku melambaikan tanganku ke arahnya, dia balas melambai. Pandangan kita terpisah penumpang lain yang mulai masuk ke dalam stasiun. Mataku basah, tapi tidak menangis. Kakiku terasa berat untuk melangkah menuju kereta pulang, tak seringan ketika menuju kereta yang akan berangkat ke Jogjakarta.

Beberapa hari setelah LDR, kadang aku menangis tanpa sebab. Rasanya kesepian. Sembunyi-sembunyi aku tutupi air mataku dari orang yang melihat. Ah aku rindu. Sesaat aku hapus air mataku lalu tertawa dengan yang lain. Lalu tiba-tiba aku menangis saat seseorang menyebut namanya. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, aku ini kenapa. Kenapa aku sedang merasa aneh. Bagi yang mengenalku, mungkin sudah tahu kalau aku dan pacarku adalah teman sekelas. Temannya adalah temanku juga begitu pula sebaliknya. Aku terbiasa dengannya, terbiasa bertemu teman-temanku dengannya. Salah seorang teman pernah bilang kalau aku terlihat aneh sendirian karena dia biasa melihatku dengannya. Ya aku memang aneh. Sebenarnya aku tak semanja itu. Aku bisa kemana-mana sendiri, hanya saja karena aku sudah membiasakan diri kemana-mana dengannya kadang terasa aneh ketika tiba-tiba menjadi sendirian. Bagiku LDR adalah mengubah kebiasaan. Aku harus mengubah kebiasaanku untuk mengajaknya makan. Jika biasanya aku tinggal mengajaknya ke kantin atau ke tempat makan lain, sekarang aku lebih sering menitip teman atau order makanan via aplikasi. Aku harus mengubah kebiasaanku untuk duduk dan bercerita dengannya. Sekarang aku harus sering-sering cek HP untuk bercerita atau malah duduk sendirian di tengah keramaian dan melihat orang lalu lalang. Aku harus mengubah kebiasaanku menemuinya. Jika biasanya hanya butuh waktu 15 menit untuk bertemu sekarang aku harus menempuh waktu 7 jam lebih untuk bertemu. Memang sekarang eranya teknologi, semua bisa digantikan dengan telpon dan internet tapi bagiku kehadirannya tak bisa diganti. Ternyata begini rasanya LDR.

You Might Also Like

0 komentar