Satu Minggu menjadi Panitia MTQ Mahasiswa Nasional XV 2017
Agustus 10, 2017Acara tahunan bertajuk MTQ Mahasiswa Nasional tahun ini diselenggarakan di Kota Malang. Sebenarnya bukan tahunan juga sih, tepatnya 2 tahun sekali. Di Kota Malang ini Universitas Brawijaya (UB) dan juga kampusku yaitu Universitas Negeri Malang (UM) yang menjadi tuan rumah penyelenggaranya. Untuk penginapannya sendiri para kafilah (sebutan untuk peserta MTQ) dan official menginap di mahad Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 28 Juli 2017 - 4 Agustus 2017. Peserta MTQMN tahun ini juga menjadi peserta terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sekitar 2500 peserta dari 251 perguruan tinggi se-Indonesia. Untuk daftar perguruan tinggi yang mengikuti MTQMN tahun ini bisa di cek disini .
Karena ini adalah acara besar, tentunya juga membutuhkan panitia dalam jumlah besar juga. Total seluruh panitia dari mahasiswa UM saja mencapai kurang lebih 400 mahasiswa. Panitia dari dosen UM diketuai oleh Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I dan panitia dari mahasiswa diketuai oleh Zulfa. Aku sendiri menjadi panitia dari UM dan masuk kedalam tim PDDM (Publikasi, Dekorasi, Dokumentasi, dan Multimedia). Tim ku ini berada di bawah Humas UM yang mengurusi kerjasama dengan UB, sponsor, media partner dan publikasi lainnya. Selain PDDM tim yang juga berada di bawah Humas adalah tim Jurnalis. Tim Jurnalis ini anggotanya berasal dari reporter dan editor majalah kampus kami yaitu Komunikasi. Tim PDDM ini adalah tim paling banyak kedua setelah tim LO. Nah apa itu tim LO? LO adalah singkatan dari Liaison Officer atau bahasa gampangnya seperti pendamping lapangan yang tugasnya mendampingi kafilah dari tiap Perguruan Tinggi.
Lomba yang diselenggarakan tahun ini yaitu Musabaqah Tilawatil Quran; Musabaqah Tartilil Quran; Musabaqah Qura'at Sab'ah; Musabaqah Hifzhil Quran 5 Juz, 10 Juz, dan 20 Juz; Musabaqah Khathil Quran; Musabaqah Fahmil Quran; Musabaqah Syarhil Quran; Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Kandungan Al-Quran; Musabaqah Debat Kandungan AlQuran dengan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab; Musabaqah Desain Aplikasi Komputer Al-Quran.
Lalu apa saja yang kami lakukan di tim PDDM ini? Semua pekerjaan di acara ini pasti mempunyai beban masing-masing karena itu aku tidak akan bilang pekerjaan kami berat. Tapi tidak berarti juga pekerjaan kami mudah. Pertama, kami harus membuat video publikasi, bumper acara, desain baner, desain ID Card dan hal-hal lain yang berkaitan dengan publikasi. Lalu kami juga berinterakasi dengan netizen di official akun MTQMN seperti youtube, twitter, dan instagram. Bagaimana dengan web? Nah kalau web itu pekerjaan dari tim jurnalis yang harus mengisi konten-konten web dengan berita MTQMN XV. Jika publikasi besar-besaran kita lakukan saat pra acara, saat acara berlangsung kami menjadi fotografer di tiap-tiap venue. Di UM sendiri terdapat 5 venue yaitu Qiraah Sabaah di gedung Sasana Krida, Hifdzil Quran 10&20 Juz di Graha Cakrawala, Khattil Quran di Tennis Indoor UM, Debat Kandungan Al Quran dengan Bahasa Inggris di Gedung Kuliah Bersama, dan yang terakhir Debat Kandungan Al Quran dengan Bahasa Arab di Aula Perpustakaan Pusat UM. Selebihnya bidang lomba lainnya dilaksanakan di UB. Masing-masing venue ditugaskan sekitar 4-5 orang untuk menjadi fotografer dan videografer. Aku sendiri bertugas untuk menjadi fotografer di venue Hifdzil Quran 10 Juz yang berada di Graha Cakrawala UM.
Selain menjadi fotografer aku juga bertugas untuk mengelola sosial media dengan beberapa teman PDDM lainnya. Tugas kami memberikan live report di official account MTQMN XV agar teman-teman yang lain bisa mengetahui suasana perlombaan yang ada di masing-masing venue. Lumayan capek sih karena kita gak stay di satu tempat tapi mesti keliling venue dan pastinya boros kuota abis. Belum satu minggu aku sudah habis 2GB untuk acara ini, perjalanan kuota paling boros selama ini. hehe.
Publikasi sudah, Fotografer sudah, Videografer sudah, admin sosial media sudah. Nah selanjutnya apa tugas kami? Tentunya kami juga harus mengedit hasil video kami agar menjadi konten yang menyenangkan untuk ditampilkan di sosial media maupun diacara penutupan. Di acara penutupan yang dilaksanakan di Graha Cakrawala UM kami menghadirkan Fatin Sidqia Lubis sebagai Guest Star. Disini Fatin menyanyikan 6 lagu, 3 lagu sebelum pengumuman pemenang dan 3 lagu lainnya setelah pengumuman pemenang. Fatinistic juga datang untuk melihat penampilan Fatin di gedung Graha Cakrawala ini.
Acara yang paling ditunggu-tunggupun tiba yaitu pengumuman pemenang tiap bidang lomba dan pemenang 10 besar juara umum. Pengumuman pemenang disampaikan langsung oleh Prof. Dr. H Said Agil Husin Al Munawar, MA. Besar harapan kami untuk bisa menang lagi tahun ini karena sebelumnya kita sudah menang 2 kali berturut-turut. Yang pertama UM menang sebagai juara umum saat MTQMN di Padang pada tahun 2011, kedua kami mendapat juara umum lagi saat MTQMN digelar di UI tahun 2013 dan alhamdulillah kami menang lagi untuk ketiga kalinya tahun ini. Wah aku dan teman-teman panitia lain sampai sangat deg-deg an ketika pembacaan juara umum. Kita sampai lupa tugas kita untuk memotret dan merekam proses pengumumannya. Saat nama Universitas Negeri Malang dibacakan sebagai juara umum, aku dan teman-teman panitia sampai hilang akal dan langsung lompat kegirangan tak tau malu. Apalagi ketika penyerahan piala. Sebenarnya fotografer dilarang memotret di depan panggung, kami hanya mendapat akses di samping panggung dan tidak boleh sampai melewati kursi paling depan. Tapi karena kegirangan kami, para panitia langsung saja menerobos ke depan panggung dan mengambil gambar penyerahan piala bergilir. Untuk daftar pemenang bisa cek disini.
Lelah? Sudah pasti. Tapi tentu saja menyenangkan. Apa saja hal yang menyenangkan? Mengedit video sampai menginap dengan teman-teman. Kita mengeluh karena laptop yang kita gunakan untuk mengedit sampai berwarna merah. Menggunakan waktu merender video untuk tidur di depan laptop. Bersepeda dengan sepeda kampus untuk keliling venue. Jalan-jalan dengan bus MACITO (Malang City Tour) yang difasilitasi pemkot Malang. Mendapatkan jatah makan 3x sehari (ini surga tersendiri untuk panitia mahasiswa apalagi yang anak kos, seminggu sampe ga ngeluarin duit buat makan). Dosen-dosen yang biasanya kalo ketemu mahasiswanya sibuk terus, sekarang mendadak perhatian. Nge-habisin cemilan di kantor Humas yang jadi basecampnya tim jurnalis. Wah rasanya kelelahan ini dikalahkan rasa senang kami.
Tapi ada juga nih yang tidak mengenakan, yaitu kami menghadapi netizen yang nyinyir. Salah satu temanku ada yang bertanya, "acara seperti ini ada yang nyinyir?". Jawabku "ada". Herankan padahal ini acara keagamaan, tapi kami punya hatters. Kenapa aku menyebutnya hatters? Karena komentar-komentar mereka bukan digunakan untuk mengkritik yang sifatnya membangun, tapi sengaja mencela untuk menjatuhkan. Kami sempat mengkoreksi diri, karena memang ada beberapa kesalahan tapi semakin lama celaan itu merembet kemana-mana. Bahkan sampai bintang tamu kami, Fatin Sidqia juga ikut dicela padahal kan gak ada hubungannya juga dengan kepanitiaan. Semua celaan itu hanya kami screenshoot dan jadi bahan perbincangan di grup tertutup kami. Ingin membalas pastinya dengan kata kasar dan meme, tapi kami juga saling mengingatkan bahwa hal tersebut tak patut. Intinya jika kita membalas berarti kita sama saja dengan mereka. Apalagi mengingat kami dari The Learning University yang bahkan dari maba sudah dididik untuk menjadi pendidik, memahami karakter manusia dan untuk menjadi teladan yang baik.
Source Times Indonesia |
Mengutip dari kata-kata ustadz Yusuf saat penutupan, beliau berkata bahwa beliau mendapatkan pengalaman yang impresif. Perasaan yang campur aduk antara bahagia dan stres lalu berujung bahagia mempunyai kesan tersendiri. Begitu juga denganku. Ini adalah pengalaman terakhirku sebagai mahasiswa S1 dalam kepanitiaan yang sangat berkesan.
Jangan lupa klik link dibawah ini untuk download karya tim jurnalis kami berupa Newsletter bertajuk KABARE
0 komentar