We are married
Namanya Rodli. Ya dialah laki-laki yang selalu aku ceritakan dari post pertama blog ini. Teman sekelasku saat kuliah. Kami berpacaran saat kami menginjak semester 6 yaitu tahun 2016. Setelah lulus, kami sempat LDR selama 3 tahun karena dia melanjutkan S2 di Jogja sedangkan aku kerja merantau di Jakarta. Saat itu adalah saat-saat terberat kami berdua. Karena kami sekelas, tentunya teman-teman kamipun sama. Banyak yang mendukung hubungan kita berdua dan mendoakan untuk segera menikah. Satu persatu teman dekatku menikah. Mulai dari geng waktu SMK sampai teman dekat waktu kuliah sudah menikah semua dan sekarang sudah memiliki buah hati. Sedangkan kita berdua selama 6 tahun terus sabar, menunggu waktu yang tepat untuk menikah.
Teman-teman kami yang dulunya berpacaran di tahun yang sama dengan kami, satu persatu putus. Membuat kami juga terkadang overthinking apakah hubungan kita akan berakhir seperti mereka atau berakhir bahagia. Tidak jarang, kita berdua jadi bertengkar hebat apalagi ketika LDR. Ibuku, wah jangan ditanya lagi. Setiap telfon pasti akan selalu bertanya kapan Rodli akan ke rumah, setidaknya memberikan kepastian untuk menikah. Kadang aku sampai malas menelfon ke rumah agar tidak perlu ditanya. Seringkali ibuku bilang, kan bisa menikah sambil kuliah. Tapi aku tidak mau. Aku ingin kita berdua selesai dengan urusan kami masing-masing sebelum memutuskan untuk menikah.
Enam tahun ini. banyak sekali deeptalk antara kita berdua. Tentang kehidupan setelah menikah dan lain banyak hal. Aku tetap tidak ingin gegabah untuk menikah meskipun orang-orang terdekatku sudah menikah. Karena ini hidup kita berdua. Kita yang menjalaninya, bukan orang lain. Hal-hal yang kiranya akan menjadi masalah setelah menikah perlu banyak dibicarakan dulu, seperti aku bisa bekerja atau tidak setelah menikah, kita akan tinggal dimana dan lain sebagainya.
Beruntungnya aku, laki-laki yang aku pilih ini tidak pernah mengecewakanku. Meskipun setelah pertengkaran besar kita, kita selalu menemukan titik tengah dan sekarang kita bisa menertawakan masalah yang dulu membuat kita bertengkar hebat. Dan semoga, entah pertengkaran apapun yang akan kita hadapi nanti, kita berdua bisa terus memilih untuk kembali bersama dan tertawa kembali.